Kamis, 13 September 2012

Imitasi 
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.

Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya

Sugesti merupakan kata pungut dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris suggestion. Sugesti adalah proses psikologis dimana seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain. Penulis topik psikologi pada abad kesembilanbelas seperti William James menggunakan kata-kata suggest dan suggestion dalam pengertian mendekati maknanya dalam percakapan sehari-hari,-kata saran (suggest) mengacu arti harfiah "memberi saran" kepada orang lain sementara sugesti (suggestion) mengacu kepada pikiran. Kajian ilmiah awal tentang hipnosis oleh Leonard Clark Hull dan ilmuwan lain memperluas arti kata sugesti ini secara khusus dan teknis (Hull, 1933). Teori neuro-psikologis asli dari sugesti hipnosis didasarkan pada konsep respon ideo motor dari William B. Carpenter dan James Braid .


Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan sugesti yang pengaruhnya sangat kuat. Misalnya remaja mengidentifikasi dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang dikagumi, sehingga ia rela mengubah penampilan dirinya. Mulai dari cara berpakaian, berdandan, dan model rambut diupayakan seperti penyanyi yang menjadi idolanya.



Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.[1] Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.[1] Kata empati dalam bahasa inggris (Empathy) ditemukan pada tahun 1909 oleh E.B. Titchener sebagai usaha dari menerjemahkan kata bahasa Jerman "Einfühlungsvermögen", fenomena baru yang dieksplorasi oleh Theodor Lipps pada akhir abad 19. Setelah itu, diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Jerman sebagai "Empathie" dan digunakan di sana.

Definisi empati

Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.


Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar